Minggu, 28 April 2024

Mengintip Keindahan Gunung Merbabu

 



Sering di dengar kalimat "Gunung Merbabu via Suwanting itu bikin Sinting", dan akhirnya saya merasakan dan membuktikannya sendiri kebenaran dari kalimat tersebut.
Gunung Merbabu yang berdiri megah di tengah Pulau Jawa adalah simbol dari keabadian dan kekuatan alam. Dengan ketinggian 3.145 MDPL, Merbabu ini menjadi salah satu destinasi pendakian yang paling dicari oleh para petualang dan pecinta alam karena sabana nya yang sangat Indah.

    Saat saya kesini bersama 10 teman saya yang dimana mereka sangat penasaran dengan via Suwanting, saya memberanikan diri untuk mengiyakan ajakan mereka dan ini sangat tidak rekomend untuk kalian para pemula apalagi yang tidak mempersiapkan fisik maupun alat-alat dengan baik.
Sayangnya pendakian kali ini, saya tidak mendapatkan kesempatan yang cukup baik karena kita semua diberi hujan badai selama trekking yang itu artinya jalurnya yang sudah parah menjadi lebih parah
    Sepanjang jalan pendakian kita tidak diberi kesempatan untuk istirahat karena hujan yang begitu deras dan angin yang kencang, namun mental kami tidak selemah itu untuk langsung menyerah. Kita semua tetap melakukan perjalanan hingga berjam-jam sampai akhirnya kita sampai di area camp untuk beristirahat dan mengganti pakaian kering agar terhindar dengan yang namanya Hipotermia.




    Gunung Merbabu terletak di Provinsi Jawa Tengah, perbatasan dengan Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Semarang. Merbabu memiliki 5 jalur pendakian resmi yaitu Selo, Suwanting, Wekas, Cunthel dan Thekelan. Setiap jalur memiliki karakteristik sendiri dan tingkat kesulitan yang bervariasi yang menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap pendaki.
    Gunung Merbabu tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga pelajaran tentang kesabaran dan ketekunan. Setiap langkah di lereng merbabu adalah langkah menuju pemahaman yang lebih dalam tentang diri dan alam semesta bahwa kita itu tidak ada apa-apanya jika dilihat dari sini, jadi tidak sepantasnya kita sangat menyombongkan diri dengan apa yang diberikan oleh Sang Pencipta. 
Dan yang paling terpenting BAWA TURUN SAMPAHMU!!




Sabtu, 27 April 2024

Warna - Warni Senja di Bukit Teletubbies

 


Di ujung Timur Indonesia, terhampar sebuah tanah yang masih menyimpan banyak keajaiban. Papua dengan segala kekayaan alamnya, menawarkan sebuah pengalaman yang tak terlupakan bagi siapa saja yang menginjakkan kaki disana.

Salah satu keajaiban itu adalah Bukit Teletubbies di Sentani yang dimana namanya terinspirasi dari bentuk-bentuk bukit film anak-anak yang ada di televisi. Tempat ini adalah tempat yang sempurna untuk melarikan diri dari keramaian kota dan kehidupan sehari-hari yang melelahkan. Dengan rumput hijau yang sangat luas dan bukit-bukit kecil yang berbaris rapi, tempat ini seolah-olah mengajak kita untuk bersantai di alam terbuka.

Bukit Teletubbies terletak di Sentani dekat dengan Kota Jayapura, ibu kota Provinsi Papua. Tempat ini dapat diakses dengan kendaraan pribadi dan menjadi salah satu destinasi wisata favorit, baik untuk penduduk lokal maupun wisatawan dari luar.

Di sini juga sudah ada area parkir, warung makan dan tempat duduk untuk bersantai, karena itu wisatawan tidak perlu khawatir dengan fasilitasnya.

Selain keindahan alamnya, sunset disini juga tidak kalah indah untuk kalian fotografer yang ingin mengabadikan surga dunia Papua ini.

Bukit Teletubbies ini adalah saksi bisu dari keceriaan, kegembiraan dan kebersamaan.


Jumat, 26 April 2024

Menara Jayapura: Berdiri Tinggi di Tanah Cenderawasih

Jayapura City

Di tengah ramainya kota Jayapura, terdapat sebuah tempat yang menawarkan pemandangan kota dan alam sekitarnya dari ketinggian yaitu Jayapura City Tower. Menara ini juga dikenal dengan Menara TVRI, berdiri megah di area perbukitan di kawasan Jayapura Selatan.

    Menara Jayapura bukan sekedar struktur beton dan baja saja tapi ia adalah saksi bisu perkembangan kota, dari masa ke masa. Dari ketinggian menara ini, kita dapat menyaksikan panorama Kota Jayapura yang memukau dengan pelabuhan dan pulau-pulau kecil yang menghiasinya.
    Saat matahari mulai tenggelam, warna langit berubah menjadi gradasi orange dan ungu menciptakan siluet kota yang dramatis. Lampu-lampu kota yang mulai menyala satu persatu yang membuatnya semakin cantik (city light). Ini adalah waktu terbaik untuk berkunjung ke Jayapura City Tower saat kota bertransisi dari siang ke malam.

Menara ini dapat dilewati dengan berkendara sekitar 45 menit dari Bandara Sentani.Meskipun akses jalannya cukup baik tetapi ada beberapa fasilitas yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengunjung.

Menara Jayapura adalah tempat yang sempurna bagi mereka yang mencari ketenangan di tengah keramaian kota dan untuk pecinta foto/fotografer ini adalah spot indah untuk mengabadikan  keindahan Jayapura.
Dari ketinggian menara, kita diajak merenung dan menghargai keindahan alam Papua yang masih terjaga.






Kamis, 25 April 2024

Kali Biru, Destinasi Wisata Alam yang Mempesona di Tanah Papua

 Perjalanan kali ini, saya pergi ke Indonesia bagian paling Timur yaitu Papua yang tepatnya ada di Jayapura.


Di wilayah Berap, Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapua, Papua. Tersembunyi sebuah surga dunia yang disebut Kali Biru Genyem.
Perjalanan menuju Kali Biru di Jayapura, Papua adalah sebuah pengalaman yang memukau dengan pemandangan alamnya yang masih asri dan menenangkan. Sepanjang perjalanan akan disuguhi pemandangan hutan yang lebat yang dimana memberi suasana yang segar dan alami. Medan jalan yang melewati perbukitan dan pegunungan membuat pemandangan semakin indah dan tidak membosankan. 

    Kali Biru Genyem berada di kawasan hutan lindung yang dimana merupakan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna, termasuk burung langka seperti Cendrawasih.
Kali Biru Genyem memiliki air sungai yang jernih dan alami berwarna biru kehijauan dan para wisatawan dapat melihat bebatuan alami dasar sungai dan biota air seperti ikan kecil yang berenang.  Tempat ini adalah destinasi wisata yang menawan dan hanya butuh waktu tempuh 2 jam saja dari Bandara Sentani. 



Selain menikmati keindahan sungai nya, pengunjung juga dapat belajar tentang kebudayaan tradisional dan berbaur dengan warga setempat yang dimana mereka sangat ramah.
Tiket masuk untuk motor hanya 10.000 rupiah dan 50.000 untuk mobil/roda empat. 




Rabu, 24 April 2024

Gunung Prau : di Atas Awan di Bawah Bintang

Perjalanan kali ini dimulai dari basecamp via Patak Banteng yang dimana bertepatan pada hari 17 Agustus dan berkolaborasi dengan brand outdoor Arei.


Gunung Prau ini bisa di bilang gunung yang saya daki saat saya masih awalan masuk di dunia pendakian yang dimana secara perlengkapan masih sangat minim bahkan masih menyewa dan belum mengerti pakaian apa yang pantas/manfaat yang sesuai dengan tempatnya.
    Awalnya saya diajak dadakan dan di paksa untuk ikut dengan teman sekolah saya, awalnya saya menolak karena benar-benar diberi beberapa jam saja untuk siap-siap, namun karena keterbatasan alat mendaki saya tetap menolak ajakannya beberapa kali sampai dia memberi kabar jika semua alatnya sudah siap jadi saya hanya membawa barang pribadi dan pakaian ganti saja.
Dari situ saya meyakinkan diri untuk ikut, namun saat itu saya tidak sadar bahwa malam itu tanggal 16 Agustus yang dimana besok adalah hari Kemerdekaan (17 Agustus), dan dengan santainya saya juga mengajak teman lama saya untuk menemani saya ke gunung tersebut agar ada yang menjaga saya karena teman yang saya ajak dia sudah lebih paham dalam dunia pendakian dan sudah lengkap peralatan nya.

    Malam itu kita semua langsung berkumpul dan ternyata sangat amat ramai yaitu 10 orang (5 teman saya dan 5 orang lagi kakaknya teman saya dan kawan-kawannya). Tanpa berlama-lama dan sebelum larut malam kita semua motoran untuk pergi ke gunung prau via patak banteng dan kita sampai pas tengah malam.
    Gunung Prau ini terletak di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, Indonesia. Gunung ini berada di perbatasan antara 4 kabupaten di Jawa Tegah bagian selatan yaitu Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo dan memiliki ketinggian 2.590 (MDPL) yang memiliki 6 jalur pendakian yaitu Via Wates, Via Dieng, Via Patak Banteng, Via Dwarawati, Via Kalilembu, Via Igirmranak. Gunung ini menjadi salah satu gunung yang populer dikalangan pendaki karena keindahan alamnya dan bintang-bintang yang sangat menghiasi langit malam.
    Gunung ini juga mempunyai julukan "Gunung Sejuta Umat" karena gunung ini tidak pernah sepi pendaki apalagi di waktu hari libur, jalur pendakiannya bisa sangat ramai hingga macet dan tidak kalah ramainya dengan mall atau kota.
Waktu pendakian menempuh kurang lebih 3-4 jam namun bisa saja lebih dari itu dikarenakan banyaknya istirahat atau jalurnya terlalu ramai pendaki.
Akhirnya kita semua mendaki di malam hari karena bertujuan saat matahari muncul kita sudah ada di puncak dan dapat istirahat di tenda. 


Sesampainya di puncak saya pun masih heran kenapa sangat ramai sekali orang dan ada Bendera Merah Putih yang sangat besar dan juga bendera ber tulisan Arei disana.

Setelah selesai mendirikan tenda, saya baru sadar jika hari itu adalah Hari Kemerdekaan dan Arei membuat acara upacara bendera di puncak gunung prau dengan mengibarkan Bendera Merah Putih yang sangat amat besar.

Kita semua para pendaki melakukan Upacara Pengibaran sang Merah Putih yang sangat amat cantik karena mendapatkan cuaca cerah dengan pemandangan gunung yang sangat gagah.
Acaranya berjalan dengan lancar dan di lanjut dengan acara panjat pinang yang dimana hadiahnya tidak main-main yaitu peralatan outdoor dan acara itu berjalan sampai siang namun jiwa semangat pendaki tidak melemah, mereka semua ikut meramaikan acaranya dan bersenang-senang.
    
Gunung Prau ini memiliki keindahan bukit teletubbies yang hijau dan memiliki pemandangan gunung yang terkenal dengan Triple S yaitu Sindoro, Sumbing, Slamet lalu ada Merapi dan Merbabu yang ikut menghiasinya. Gunung ini juga dikenal dengan pemandangan Golden Sunrise yang terbaik se-Asia.

    Karena perjalanan kali ini kita semua memutuskan untung camping, saya bisa memiliki kesempatan untuk melihat ribuan bintang yang menghiasi langit atau sering dibilang Milky Way gunung prau dan sampai sekarang sayang masih ingin sekali kembali kesana untuk menikmati ribuan bintang itu. 

Selain bintangnya yang sangat indah, pemandangan saat malam hari juga tidak kalah indah dengan pagi hari.
Di sini, di atas Gunung Prau aku menemukan kedamaian, keindahan yang tidak hanya alamnya saja tetapi rasa tolong menolong sesama manusia walaupun tidak saling kenal dan saling menghormati sesama manusia maupun kepercayaan lokal. Saya berjanji kepada diriku sendiri bahwa saya akan kembali lagi untuk berbagi malam bersama bintang-bintang di atas gunung prau ini.

Perjalanan kali ini adalah perjalanan paling berkesan dalam hidup saya karena mendapat kesempatan itu dan menikmatinya bersama teman-teman saya. Untuk kalian para pemula jangan pernah mendaki jika tidak memiliki ilmu atau pengalaman sebelumnya, jika tetap ingin naik ajaklah teman kalian yang berpengalaman atau sekarang sudah ada dan sudah banyak Open trip untuk gunung-gunung di Indonesia.
Tetap patuhi peraturan yang sudah dibuat, saling menghargai, tolong menolong dan selalu siapkan mental dan fisik yang baik jika ingin mendaki di gunung mana pun itu dan yang paling terpenting adalah BAWA TURUN SAMPAHMU!!



Selasa, 23 April 2024

Ungaran : Gunung Berapi yang Tertidur, Menyimpan Pesona dan Misteri

Gunung ini adalah gunung berapi stratovolcano yang terletak di sebelah selatan Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.050 Meter Diatas Permukaan Laut (MDPL) dan gunung ini memiliki 2 jalur yaitu jalur via Mawar dan Perantunan. 
Gunung ini juga bisa di bilang cocok untuk pemula apa lagi mendaki via perantunan yang jalurnya sudah terbilang aman namun tetap memberikan tantangan tersendiri untuk para pendaki pemula ini, walaupun gunung ini tidak pendek tapi tetap masih terbilang mudah dan aman.

    
    Gunung ini memiliki 3 puncak yaitu Puncak Bondolan yang biasa menjadi tempat/area camp buat para pendaki yang ingin merasakan ngecamp, Puncak Botak yaitu puncak tertinggi via perantunan dan Puncak Banteng Raiders adalah puncak tertinggi via Mawar. 



    Tiga puncak ini bisa digapai sekaligus jika para pendaki naik via perantunan, waktu tempuh untuk mendaki yaitu sekitar 3-5 jam perjalanan namun hal itu tidak akan terasa lama karena para pendaki nanti akan di suguhi oleh pemandangan sabana yang indah.
Dari puncak Gunung Ungaran, kita dapat melihat keindahan Kota Semarang serta beberapa gunung lainnya yaitu Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dll jika kalian para pendaki beruntung mendapatkan cuaca yang cerah (tidak berkabut/mendung).

    Selain pesonanya yang cantik, gunung ini juga pasti memiliki misteri atau mitos-mitos yang sudah ada dari jaman dulu. Salah satu mitos paling terkenal adalah tentang Kuburan Prabu Dasamuka, menurut legenda Prabu Dasamuka dari kisah Ramayana dikuburkan dibawah Gunung Ungaran oleh Hanoman setelah perang besar dalam perebutan Dewi Sinta, namun saat saya mendaki kesana saya belom pernah lihat kuburan tersebut. 
Selain itu, ada pantangan bagi siapa pun yang mendaki untuk tidak membawa minuman keras(miras) karena dipercayai bahwa Dasamuka sangat menyukai minuman tersebut dan sensitif terhadap baunya, jika tercium ia bisa bangun dan gerakannya mampu menimbulkan gempa atau letusan gunung.

Spot favorit saya saat perjalanan menuju Puncak Banteng Raiders, saya melewati Hutan Lumut yang menurut saya ini spot indah walaupun sering dibilang seram untuk beberapa orang. Hutan ini dikenal dengan vegetasinya yang lebat dan lumut yang menutupi bebatuan dan pepohonan yang membuat suasana seolah-olah terlepas dari dunia luar dan serasa memasuki dunia lain yang tenang.

Pengalaman ini menambah pengalaman mendaki yang menakjubkan untuk saya pribadi, bukan hanya tantangan fisik tetapi juga perjalanan yang memperkaya jiwa dan imajinasi.

Buat kalian para pendaki terutama pemula yang belum memiliki pengalaman mendaki sama sekali tetap harus mempersiapkan mental dan fisik yang baik untuk memulai perjalanan pendakian di gunung mana pun baik pendek atau pun tinggi dan jika ingin menginap/camp siapkan juga alat-alat yang sesuai dengan manfaatnya dan paling penting BAWA TURUN SAMPAH MU!!


Senin, 22 April 2024

Sebuah Petualangan Memikat di Gunung Andong

  


    Gunung Andong (1.726 mdpl) adalah salah satu destinasi pendakian yang menarik di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Tiket masuk nya pun masih terbilang terjangkau yaitu 20.000 rupiah untuk 1 orang dan parkir motor 24jam. Meskipun bukan gunung tertinggi, gunung Andong memiliki daya tarik tersendiri bagi para pendaki terutama bagi pemula dan memiliki 3 jalur pendakian yaitu :
1. Jalur via Sawit : Jalur ini merupakan jalur termudah dan paling cepat untuk menuju puncak.
2. Jalur via Pendem : Jalur ini sering kali di bilang mudah dan cocok untuk pemula yang ingin mencoba untuk naik gunung.
3. Jalur via Gogik : Jalur ini menawarkan pengalaman pendakian yang berbeda dengan pemandangan yang menarik.

    Perjalanan saya pertama kali mengenal alam dimulai dari sini yaitu Gunung Andong. Udara pagi yang segar memenuhi paru-paru, jalur yang ramah untuk pemula seperti saya ini namun tetap menawarkan tantangan dengan jalurnya yang berkelok-kelok melewati hutan pinus yang rimbun dan sesekali melawati jalan bebatuan tetapi masih terbilang aman bahkan sering kali saya melihat anak kecil yang di ajak oleh orang tuanya mendaki. 
Gunung Andong ini memiliki pemandangan 7 gunung sekaligus yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Prau, Gunung Ungaran, dan Gunung Telomoyo. 

    Saat cuaca cerah pengunjung dapat menikmati golden sunrise yang indah dari puncak Andong.
Kini fasilitas sudah terbilang cukup lengkap dan enak/nyaman untuk para pendaki pemula karena sudah memiliki tempat parkir di setiap basecamp, toilet dan warung yang berada di basecamp maupun di puncak gunung Andong sehingga untuk para pendaki yang ingin ngecamp/menginap di puncak tidak perlu khawatir kelaparan atau mungkin bingung ingin buang air besar/kecil.


    Selain pemandangan gunung, Gunung Andong juga memiliki tempat fenomenal seperti Puncak Makam, Puncak Alap-alap dan Puncak Andong. Meskipun hanya sebuah tulisan dan tiang tetapi spot tersebut tidak pernah sepi dan selalu menjadi tempat utama para pendaki pemula maupun yang berpengalaman.

 Selain pendakian di pagi hari, pendakian di malam hari juga sangat menyenangkan. Jika di pagi hari kita dapat menikmati indahnya perkampungan, kebun warga dan pemandangan gunung dari berbagai arah, pendakian di malam hari juga tidak kalah indah karena pendaki akan di suguhi dengan lampu-lampu yang cantik yang berasal dari rumah warga yang sering di kenal dengan City Light.
Pendakian malam hari juga salah satu alternatif untuk para pendaki yang ingin mendaki namun tidak menginap dan ingin mendapatkan/melihat sunrise di atas atau sering di bilang Tektok (tidak ngecamp/menginap) dan ini banyak sekali yang melakukannya sekalian berolahraga. 
Estimasi pendakian bisa terbilang sebentar karena hanya kurang lebih 1,5 jam sudah sampai puncak.

Selain karena keindahan alamnya, legenda dan mitos juga salah satu daya tarik bagi pada pendaki. 
Jika kalian ingin mencoba tetaplah menjadi pendaki atau manusia yang ber etika dengan menjaga kebersihan, tidak merusak lingkungan sekitar, tetap patuhi aturan-aturan yang telah dibuat dan yang paling penting adalah BAWA TURUN SAMPAH MU!!


Mengintip Keindahan Gunung Merbabu

  Sering di dengar kalimat "Gunung Merbabu via Suwanting itu bikin Sinting" , dan akhirnya saya merasakan dan membuktikannya sendi...