Gunung Andong (1.726 mdpl) adalah salah satu destinasi pendakian yang menarik di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Tiket masuk nya pun masih terbilang terjangkau yaitu 20.000 rupiah untuk 1 orang dan parkir motor 24jam. Meskipun bukan gunung tertinggi, gunung Andong memiliki daya tarik tersendiri bagi para pendaki terutama bagi pemula dan memiliki 3 jalur pendakian yaitu :
1. Jalur via Sawit : Jalur ini merupakan jalur termudah dan paling cepat untuk menuju puncak.
2. Jalur via Pendem : Jalur ini sering kali di bilang mudah dan cocok untuk pemula yang ingin mencoba untuk naik gunung.
3. Jalur via Gogik : Jalur ini menawarkan pengalaman pendakian yang berbeda dengan pemandangan yang menarik.
Perjalanan saya pertama kali mengenal alam dimulai dari sini yaitu Gunung Andong. Udara pagi yang segar memenuhi paru-paru, jalur yang ramah untuk pemula seperti saya ini namun tetap menawarkan tantangan dengan jalurnya yang berkelok-kelok melewati hutan pinus yang rimbun dan sesekali melawati jalan bebatuan tetapi masih terbilang aman bahkan sering kali saya melihat anak kecil yang di ajak oleh orang tuanya mendaki.
Gunung Andong ini memiliki pemandangan 7 gunung sekaligus yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Prau, Gunung Ungaran, dan Gunung Telomoyo.
Saat cuaca cerah pengunjung dapat menikmati golden sunrise yang indah dari puncak Andong.
Kini fasilitas sudah terbilang cukup lengkap dan enak/nyaman untuk para pendaki pemula karena sudah memiliki tempat parkir di setiap basecamp, toilet dan warung yang berada di basecamp maupun di puncak gunung Andong sehingga untuk para pendaki yang ingin ngecamp/menginap di puncak tidak perlu khawatir kelaparan atau mungkin bingung ingin buang air besar/kecil.
Selain pemandangan gunung, Gunung Andong juga memiliki tempat fenomenal seperti Puncak Makam, Puncak Alap-alap dan Puncak Andong. Meskipun hanya sebuah tulisan dan tiang tetapi spot tersebut tidak pernah sepi dan selalu menjadi tempat utama para pendaki pemula maupun yang berpengalaman.
Selain pendakian di pagi hari, pendakian di malam hari juga sangat menyenangkan. Jika di pagi hari kita dapat menikmati indahnya perkampungan, kebun warga dan pemandangan gunung dari berbagai arah, pendakian di malam hari juga tidak kalah indah karena pendaki akan di suguhi dengan lampu-lampu yang cantik yang berasal dari rumah warga yang sering di kenal dengan City Light.
Pendakian malam hari juga salah satu alternatif untuk para pendaki yang ingin mendaki namun tidak menginap dan ingin mendapatkan/melihat sunrise di atas atau sering di bilang Tektok (tidak ngecamp/menginap) dan ini banyak sekali yang melakukannya sekalian berolahraga.
Estimasi pendakian bisa terbilang sebentar karena hanya kurang lebih 1,5 jam sudah sampai puncak.
Selain karena keindahan alamnya, legenda dan mitos juga salah satu daya tarik bagi pada pendaki.
Jika kalian ingin mencoba tetaplah menjadi pendaki atau manusia yang ber etika dengan menjaga kebersihan, tidak merusak lingkungan sekitar, tetap patuhi aturan-aturan yang telah dibuat dan yang paling penting adalah BAWA TURUN SAMPAH MU!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar